Yayasan Waqaf Al-Muhajirien Jakapermai

Aplikasi yang bisa diakses online 24 jam full oleh orang tua, siswa, guru & tata usaha.

Raker ke 3 YWAM : Masjid yang memberi manfaat bagi masjid lainnya

14 December 2012, 11:29

Makmurnya masjid tidak  teridentifikasi dari kemegahan bangun. Ruh keimananlah yang menjadi backbone dari kemakmuran rumah suci milik Allah.

Masjid bukanlah tempat pesta yang dibangun dengan megah demi prestise. Masjid adalah tempat sujud, tempat meletakkan jidat sama rendah dengan kaki. yang didalamnya hati manusia yang paling angkuh diredam untuk selalu ingat bahwa di balik semua kehidupan ini, ada sebuah tempat kembali menyerahkan diri.

Diperlukan motif keimanan dalam upaya memakmurkan masjid. Inilah yang perlu dipahami oleh seluruh penanggungjawab bidang kemasjidan, termasuk Masjid Jami Al-Azhar Jakapermai. Dalam upaya memakmurkan masjid, segenap pengurus masjid perlu  saling mengingatkan kembali bahwa pekerjaan termulia di dunia ini adalah memakmurkan masjid. Dimana Allah subhanahu wataala menyatakan “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18).

Bentuk memakmurkan masjid bisa saja beragam, namun yang terpenting adalah selaras dengan koridor sunnah Nabi Muhammad saw. Sebab dari situlah akan muncul keberkahan dan rahmat Allah swt. Komponen berkah tersebut demikian pentingnya sehingga mampu menjadikan masjid sebagai poros perubahan sosial, ekonomi, hingga politik.

Pada zaman Rasulullah,beliau menjadikan masjid sebagai pusat peradaban ummat. Saat melakukan hijrah ke Madinah, beliau langsung membangun masjid Quba sebagai pondasi dalam menyebarkan agama Islam. Seterusnya dalam setiap kegiatan beliau selalu merencanakan segala sesuatunya dari Masjid. Bahkan di dalam masjid juga beliau melakukan kegiatan-kegiatan peradilan, perniagaan hingga merancang strategi pertahanan. Dari masjidlah semua bermula.

Dari satu masjid ke masjid berikutnya, Rasulullah terus mengajarkan manajemen pengelolaan masjid menggunakan pola majlis atau halaqah. Hingga pada kelanjutannya masjid menjadi tempat hilir mudik bagi setiap manusia yang ingin mendapatkan pencerahan ruhaniah. Di ujungnya manusia-manusia tercerahkan ini akan mendirikan masjid dengan pola yang persis sama. Yaitu memenej masjid sebagai majlis ruhaniah yang mengakibatkan orang-orang yang pernah menghadirinya melakukan hal yang sama saat ia keluar dari masjid.

Kloning sistem pengelolaan masjid seperti inilah yang diharapkan terjadi di Masjid Jami Al-Azhar Jakapermai. Melalui pelatihan para dai, khatib, dan kegiatan-kegiatan melibatkan DKM masjid di wilayah Bekasi khususnya dapat menjadikan Masjid Al-Azhar sebagi sentra pendidikan manajemen masjid bagi masjid-masjid lain di seluruh Bekasi. Bukan nama Masjid Al-Azhar yang patut disebut. Melainkan menjalankan misi memakmurkan masjid yang sejatinya adalah misi setiap muslim yang mengaku beriman kepada Allah swt. Wallahu a'lam